Sunday, September 11, 2011

Bertemu Dengan Ibu Rukmi Hadihartini, Direktur Operational PT. Pertamina


Ibu Rukmi Hadihartini, alumni Teknik Kimia angkatan 1972 menggambarkan pencapaian puncak karir yang dilandasi atas integritas dan kapabilitas, ketika ditanyai Ning Diana tentang kunci suksesnya ibu Rukmi berujar bahwa dalam bekerja dia menjaga betul integritas dan kapabilitas dalam bekerja. Beliau menggambarkan jika seseorang pernah berbuat curang dalam bekerja maka di tempat lain orang itu akan tetap dinilai curang meskipun dia berada di tempat yang baru dan tidak melakukan hal yang salah, begitu pula seseorang harus selalu mengasah skill dalam pekerjaannya, selama 22 tahun dari 31 tahun bekerja di Pertamina, ibu Rukmi bekerja sebagai insinyur kimia diantara dominasi insinyur laki-laki, sampai saatnya ditugaskan sebagai Manager Sistem, Direktur HRD, dan Direktur Operasional PT. Pertamina seperti saat ini.

Jumat, 9 September 2011, dalam rangka mencari sponsor untuk Kongres IKA ITS 2011, Ning Diana Fajarwati, alumni Teknik Kimia 94 mengajak saya, Imam Baihaqi, alumni Teknik Informatika 99 ke kantor pusat Pertamina yang berada depan Masjid Istiqlal untuk menemui ibu Rukmi Hadihartini, Direktur Operational PT. Pertamina untuk mengajukan proposal kegiatan Kongres IKA ITS yang akan diselenggarakan pada tanggal 6,7, dan 8 Oktober 2011.

Ketika Bpk Baihaqi Hakim direktur Pertamina di tahun 2001 meminta bu Rukmi untuk pindah sebagai Manager Sistem yang membawahi mayoritas lulusan Teknik Industri yang berjumlah ratusan, padahal sebelumnya beliau biasa membawahi enam insinyur dalam bekerja, ibu Rukmi merasa canggung karena beliau sudah 22 tahun bekerja sebagai insinyur kimia, tetapi menerima pekerjaan itu karena ibu Rukmi senantiasa berdoa agar selalu diberi jalan terbaik dalam pekerjaannya.

Ibu Rukmi adalah sosok yang hangat, selama hampir satu jam ibu Rukmi menceritakan kisahnya dengan antusias, beliau menanyakan nama kami, jurusan dan tahun kuliah kami, pekerjaan, ataupun jabatan kami di IKA atau di kepanitiaan, beliau juga bertanya ke saya apakah sedang berpuasa Syawal karena tidak mencicipi hidangannya. Ketika ning Diana menjawab dia adalah alumni Teknik Kimia angkatan 94, beliau menjawab bahwa selisih 22 tahun dengan angkatannya yaitu 72, beliau kemudian bercerita bahwa dimasanya, waktu kuliah adalah sebelas semester sehingga mahasiswa butuh waktu lima setengah tahun untuk lulus, beliau juga membandingkan kalau dulu tidak ada semester tetapi ada mahasiswa tingkat satu, tingkat dua, dst.

Kami dipersilahkan duduk di ruang tamu yang ada didalam ruang kerjanya, ruang kerja bu Rukmi ada di lantai lima gedung pusat Pertamina, hanya lift tertentu yang bisa ke lantai itu dan itu pun kami diantarkan oleh seorang karyawan, keluar dari lift kami menemui resepsionis yang duduk disamping seorang satpam, di seberangnya ada meja sekertaris bu Rukmi, kami duduk di ruang tunggu yang ada di depan meja respsionis, ada empat kursi yang ditata berhadapan 2-2, saya dan mbak Diana duduk bersampingan, di hadapan kami seorang bapak karyawan Pertamina yang juga menunggu untuk keperluan lain.

Sebetulnya untuk mengambil foto ataupun wawancara harus melalui prosedur tertentu dan ditemani oleh pihak Pertamina, tetapi karena hanya untuk internal ITS kami diperbolehkan oleh bu Rukmi untuk foto bersama dan membuat artikel untuk keperluan internal.

Ibu Rukmi seorang yang tepat waktu, kami berjanji bertemu pukul sembilan pagi, jam sembilan lebih seperempat sekertaris bu rukmi menyilakan kami masuk ke ruang kerja bu Rukmi, kami berpapasan dengan seorang Bapak yang baru ditemui bu Rukmi, begitu pula setelah acara sudah ada bapak dari Pertamina yang menemui bu Rukmi, selama berpapasan dengan orang-orang kami dengan bangga bahwa datang dari ITS. Ruang kerja bu Rukmi cukup luas, didalamnya ada meja kerja bu Rukmi dengan dua kursi di depan mejanya, di samping kirinya ada rak buku kecil yang berisi buku-buku yang ditata rapi, TV LED berukuran 21 inchi, kulkas kecil, dan beberapa rak atau meja di pojok-pojok ruangan. tidak banyak foto bu Rukmi yang dipajang di dinding, saya hanya melihat satu foto resmi bu Rukmi dan satu foto sepertinya ketika dalam acara bersama presiden SBY. Di seberang meja kerja ada ruang tamu berupa satu kursi untuk satu orang dan disamping kirinya ada kursi panjang yang cukup untuk tiga orang, kami dipersilahkan duduk dengan sajian kue lebaran yang masih ada.

Ibu Rukmi seorang yang bersahaja, beliau mengaku tidak membayangkan menjadi direktur, gaya hidupnya tidak berubah setelah menjadi direktur selama tiga setengah tahun, tahun 2008 ketika lima bulan lagi bu Rukmi menuju pensiun beliau dipercaya sebagai direktur HRD, saat ini bu Rukmi sudah berusia 58 tahun, sudah melewati usia pensiun, dan sudah tiga setengah tahun menjadi direktur, bagi bu Rukmi hal ini dijalani sebagai pengorbanan terlebih beliau juga masih berperan sebagai ibu dari anak-anaknya, pengorbanan itu semakin terasa ketika suaminya yang seorang dokter ditugaskan keluar kota. Dalam lingkungan keluarganya bu Rukmi juga sederhana, anak bu Rukmi yang bekerja di BRI pernah membandingkan bahwa direktur di BRI difasilitasi sangat mewah berbeda dengan yang dilakukan bu Rukmi sehari-hari. Dalam lingkungan kerja juga bu Rukmi tidak ada penjagaan yang ketat, hanya ada seorang sekertaris yang menemaninya dalam pekerjaan sehari-hari.

Beliau tidak tinggal di rumah dinas Pertamina, saat ini hanya ada dua direktur yang mengambil rumah dinas, salah satunya Ibu Karen, direktur utama Perrtamina, beliau bercerita pada awal menjadi direktur ada cerita yang bilang bahwa jika mengambil rumah dinas maka akan cepat lengser, beliau menceritakan contohnya salah seorang direktur setelah mengambil rumah dinas hanya menjabat selama tiga bulan. Beliau tinggal di rumah sederhana di Jakarta tanpa security khusus, rumahnya ada di perbatasan antara RT 13 dan RT 14, sehingga ada dua satpam RT yang setiap hari menjaga keamanan rumahnya, beliau tidak merasa perlu pindah ke rumah yang lebih besar hanya untuk menambah securty khusus.

Ibu Rukmi mencintai pekerjaannya yang sangat dia syukuri karena menerapkan apa yang ditekuninya ketika kuliah di jurusan teknik kimia, sama ketika beliau kuliah mencintai apa yang dipelajarinya, beliau menerapkan hukum Boile dan rumus kimia lain di tempat kerjanya. Ketika berada di tingkat tiga yaitu di tahun 1976 beliau diterima kerja ikatan dinas di Pertamina dan ditempatkan di Mojokerto, dia ingat bahwa dia mendapat gaji 50 ribu yang saat itu sangat banyak, cukup untuk bisa tinggal di rumah sendiri dan menyewa pembantu, beliau juga mendapat uang kuliah 60 ribu untuk satu tahun dari Pertamina.

Setelah menjadi karyawan pertamina di tahun 1980, ibu Rukmi di tempatkan di Plaju Palembang, beliau bersyukur karena suaminya seorang dokter yang ditempatkan di puskesmas di Plaju, beliau bekerja selama delapan tahun di kilang minyak yang ada disana sebelum akhirnya dipindahkan ke Jakarta.

Ibu Rukmi merasa ada talent kepemimpinan dalam dirinya yang didapat dari turun menurun, kakek beliau adalah gubernur Jatim, ayahnya seorang wakil gubernur, saudara-saudaranya juga menjadi pimpinan di tempat kerjanya seperti salah satu kakaknya yang meskipun menjadi dokter spesialis tetapi bekerja menjadi kepala Rumah Sakit di Surabaya. Begitu pula dalam test DDI, test di Pertamina, nilai yang paling menonjol adalah nilai kesetia kawanan, sampai sekarang pun bu Rukmi masih berhubungan baik dengan orang-orang, menjadi teman curhat teman-temanya, beliau bercerita bahwa menjadi satu-satunya yang menerima parsel dari salah satu orang Pertamina yang sudah pensiun.

Diakhir acara bu Rukmi mengantarkan kami ke pintu kerjanya sambil bercerita bahwa anak ITS harus lebih pede seperti ning Diana, beliau bilang bahwa orang-orang Pertamina mengira bahwa bu Rukmi orang ITB karena orang ITS identik dengan kurang percaya diri.

Monday, July 11, 2011

Turnamen Tennis Antar Alumni Tujuh Perguruan Tinggi 2011


Pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2011 IKA-ITS menjadi tuan rumah penyelenggaraan Turnamen Tennis Antar Alumni Tujuh Perguruan Tinggi 2011 di lapangan tennis Sekolah Internasional Tiara Bangsa Jatiwarna Bekasi. Turnamen diikuti tujuh tim perguruan tinggi yaitu ITS, ITB, IPB, UGM, UI, Unpad, dan Unpar.

Pembukaan berlangsung di tenda pinggir lapangan pada pukul sembilan pagi, Sambutan pertama oleh ketua panitia Bpk. Hanief Djauhari, dalam pidatonya Bpk. Hanief bercerita bahwa ketika bermain tennir dengan orang UGM mengajak ITS untuk bergabung dalam turnamen tennis tahunan yang sudah berjalan yang diikuti oleh enam perguran tinggi. Sambutan yang kedua oleh ketua IKA-ITS Bpk. Dwi Sutjipto, dalam pidatonya Bpk. Dwi mengharap selain keinginan untuk memenangkan turnamen hendaknya dijadikan sebagai ajang silaturrahmi antar alumni tujuh perguruan tinggi, juga meminta maaf dan mengkarena pembukaan terlaksana agak terlambat dari waktu seharusnya di siang hari yaitu pukul delapan pagi karena sudah menjadi kebiasaan sejak mahasiswa di Surabaya untuk bangun kesiangan. Sambutan ketiga oleh Bpk Theo F Sambuaga, beliau berpidato bahwa teringat ketika menjadi mahasiswa dan mengikuti demonstrasi di tahun 73, dimana universitas pelopornya sama dengan peserta turnamen tennis ini, pak Theo juga bercerita ketika menjadi anggota DPR dari wilayah Jawa Timur, beliau biasa dipanggil dengan nama Teo Sambuogo.

Turnamen dimulai dengan pertandingan eksebisi di lapangan 1 dari tujuh lapangan yang semuanya digunakan, antara tim Bpk. Dwi Sutjipto dengan Bpk. Soekrisno melawan tim Bpk. Theo Sambuaga dengan Bpk. Sunardji SE, MM, Pembantu Rektor UI . Turnamen sendiri dibagi menjadi dua pool, pool A dan pool B, Pool A terdiri atas UGM, Unpad, ITS, dan UI, pool B terdiri atas ITB, IPB, dan Unpar, Menggunakan sistim gugur, untuk pool A karena terdiri atas empat tim maka menggunakan 6 game satu set tanpa deuce, untuk pool B menggunakan 8 game, final menggunakan sistim 7 game. Masing-masing tim terdiri atas lima pasangan ganda berdasar kelompok total umur 80 tahun, 90 tahun, 100 tahun, 110 tahun, dan bebas.

Sore hari setelah partai penyisihan yang mana Pool A dijuarai oleh tim UGM, runner up Unpad, sedangkan pool B dijuarai ITB dan runner up IPB, semua tim berkumpul untuk jeda istirahat, bertukar cindera mata dan pembagian door prize, tim IPB menyumbang 20 e-toll card masing-masing senilai 250 ribu, ITB memberi 2 tempat raket, Unpar memberi tiket menginap di hotel di Bali, dan ITS memberi hadiah sepatu tennis. Setelah pembagian door prize, juga diadakan serah terima kepanitiaan untuk tahun depan, tahun depan Turnamen tennis ini akan dipanitiai oleh IPB. Semifinal mempertemukan UGM melawan IPB, ITB melawan Unpad. Juara akhirnya direbut tim dari ITB setelah mengalahkan juara bertahan UGM di final dengan score 3-2.

Salam,
Imam - Seksi Publikasi dan Dokumentasi

Friday, April 29, 2011

Bertemu dengan Bpk Irnanda Laksanawan, Deputi Kementrian BUMN

Cak dan ning, ini cerita saya mengikuti acara kemarin bertemu dengan pak Irnanda, pada hari Kamis, 28 April kemarin, saya baca lagi kok sepertinya hiperbolik dan berlebihan ya, tapi ga papa ambil hikmah positifnya saja ya. ^_^

Saya baru keluar kantor jam 12 siang karena ada kerjaan, terlalu mepet dengan janji waktu jam 1 siang bertemu dengan pak Irnanda, setelah menerima telpon dari mbak Riris saya bergegas berangkat ga peduli meski bakalan terlambat sampai Jakarta, bayangan saya nanti misalnya terlambat saya tunggu di lobby saja, sekalian pulang bareng bersama rekan lainnya. Dan waktu itu memang macet luar biasa, meski tidak hujan seperti hari sebelumnya, ternyata ada berita polisi menemukan bom di kedutaan Inggris, menyusul minggu sebelumnya ada bom di gereja di Serpong. Saya sampai di tempat jam setengah tiga sore, di gedung kementrian BUMN jalan Medan Merdeka Selatan, terlambat jauh dari waktu yang seharusnya, saya menemui petugas lobby, dia bertanya saya dari mana, saya bilang saya dari ITS, dan bilang kepadanya saya datang terlambat karena macet, dan bertanya apakah dia melihat teman-teman saya yang akan bertemu dengan pak Irnanda, deputi kementrian BUMN, saya dan dikasih ID tamu, dan disarankan menelpon teman. Setelah saya telpon dan tidak diangkat saya ditelpon lagi sama mbak Riris untuk segera naik lift ke lantai C.

Sampai di lantai C saya dijemput mbak Riris dan diantarkan ke ruangan rapat, disana sudah ada teman2 prolead Cak Errika Arsitektur 97, cak Soni Siskal 98, cak Yohannes TI 91, mbak Riris Tekkim 97, mbak Fitri Poltek Kapal 97, sama cak Candra angkatan 2002 temannya mbak Fitri. Ruangan rapat itu dikelilingi belasan foto pesawat PT DI, dan salah satu fotonya ada foto SBY sedang naik tank sepertinya buatan Pindad, dengan tulisan didalam foto itu pameran dirgantara tahun 2009. Ruangan kira-kra berukuran 7 kali 5 meter didalamnya ada dua meja berhadapan di masing-masing sisinya ada delapan kursi di sisi lainnya ada layar buat presentasi dan satu kursi yang menghadap ke slide, di meja ada deretan microphone yang bisa dinyalakan untuk menggunakannya.

Ternyata pak Irnanda belum menemui kami, kami menungu lama, jam setengah empat sore pak Irnanda memasuki ruangan, menyalami kami, dan duduk di seberang meja berhadapan dengan kami, cak Errika memberikan proposal yang kami buatkan, setelah membaca judul proposal "Be Young CEO" dan membuka halamannya, Pak Irnanda memulai ceritanya bahwa tidak hanya ada young CEO, tapi bahkan young president juga ada, Tony Blair menjadi PM Inggris di usia 42 tahun, Vladimir Putin juga menjadi presiden Rusia di usia 40-an, dan Obama dilanjutkan pak Irnanda tidak seperti orang kebanyakan yang bercita-cita menjadi dokter atau insinyur, sejak kecil ketika ditanyai cita-citanya, Obama selalu menjawab bercita-cita menjadi presiden Amerika Serikat. Dilanjutkan pak Irnanda bahwa leader seperti mereka adalah leader by born, bukan leader by trained.

Pak Irnanda Laksanawan alumni mesin (M23), pernah menjabat direktur termuda PT PAL dalam usia 38 tahun, menjabat komisaris Pertamina termuda, dan jabatan lainnya, saat ini sebagai deputi kementrian BUMN, berkantor di jalan Medan Merdeka Selatan, sebelah Balai Kota Jakarta, bersebrangan dengan alun-alun kota Jakarta dan Monas-nya.

Setiap orang itu memiliki talent berbeda-beda, CEO is not the only way in career, seseorang itu tidak harus menjadi CEO, tetapi kita harus menjadi ahli di bidangnya, seperti pemain bola, tidak lantas semuanya harus menjadi striker, tetapi menjadi sesuai fungsinya dan menjadi yang hebat.

Pak Irnanda bercerita ketika lulus tidak mempunyai pikiran akan ketrima kerja dimana, tetapi mempunyai niat untuk membangun bangsa, oleh karena itu beliau mendaftar hanya di tiga tempat perusahaan milik pemerintah, salah satunya BPPT. Sejak sekolah pak Irnanda selalu menjadi ketua kelas dan ketua OSIS, ketika kuliah menjadi ketua senat mahasiswa pertama dari FTI, sekarang pun menjadi ketua pelajar Inggris.

Leader itu pasti ada genetikanya, dan genetika itu tidak bakal berubah meski berusia ribuan tahun, seperti halnya sifat manusia, pak Irnanda bercerita, ketika ayahnya meninggal baru mengetahui ternyata ayahnya adalah ketua senat di Mesin ITB, kakeknya adalah pejuang melawan Belanda, begitu pula bercerita bahwa beliau adalah turunan ke-6 prabu Brawijaya ke-4, di jaman kerajaan Mojopahit. Diceritakan pula bahwa berziarah bersama ibunya yang sudah berusia 70 tahun lebih ke Trowulan, Jombang, yang disebutnya sebagai Center of Excellence, sampai sekarang pun pusat agama, ataupun para petinggi negara harus sowan ke Jombang untuk berhasil.

Seorang leader bukan bertujuan untuk kekuasaan, jika seseorang hanya berkeinginan menjadi CEO, tanpa memiliki niat untuk menjadi leader, maka akan melakukan segala cara untuk kekuasaan, termasuk menyingkirkan teman-temannya, dan begitu pula sebaliknya seorang leader tidak harus seorang CEO. Leader pada hakekatnya adalah seorang yg berkorban untuk yang dipimpinnya, dengan berkorban orang-orang akan menghargainya, pak Irnanda menambahkan tokoh seperti pak Karno dan pak Harto itu juga berkorban, sampai akhir hayatnya mereka tidak dalam kondisi yang bermewahan, pak Irnanda melayat ketika meninggalnya pak Harto, diceritakan bahwa rumah pak Harto rumah tahun 70-an dan tidak direnovasi, hanya anak-anak pak Harto yang nakal, tapi menurut beliau pak Harto hidup sederhana dan selama 32 tahun bekerja untuk negara.

Dilanjutkan pak Irnanda bahwa leader itu harus berperan sebagai coach, memberi empowering, guiding, dan enhancing kepada lingkungannya. Seorang leader adalah seseorang yang berani mengambil resiko, tetapi dengan perhitungan-perhitungan yg matang, mampunyai attitude, vision, willingness to share & to care kepada sesama.

Pak Irnanda selalu berusaha menciptakan leader di semua lini di tempatnya, beliau bercerita bahwa orang itu punya kelebihan & kekurangan sendiri, pak Irnanda memiliki kata-kata bijak, be yourself, do your best, dan terakhir senantiasa menyerahkan kepada yang kuasa. Setiap orang punya obsesi sendiri2, tdak bisa selalu jadi CEO, bekerja sebagai panggilan hati, bekerja dengan hati, jiwa, dan raga. Bekerja sesuai bidang, jangan mencoba mengerjakan beyond your competence, dan dan yang kebih penting menjadi yang terbaik dibidangnya, hal itu bisa dilakukan dengan cara bersaing dengan diri sendiri.

Sebetulnya diantara cerita pak Irnanda yang panjang dan bersemangat saya juga menyampaikan bahwa acara Be Young CEO itu juga tidak bertujuan agar serta merta menjadi CEO, tetapi dalam struktur perusahaan, CEO adalah jabatan seorang pimpinan perusahaan yang jika para alumni merasa mumpuni maka tidak lagi saatnya untuk malu-malu untuk menjadi young CEO di tempat dia bekerja.

Semuanya itu tergantung niat, jangan diniatkan untuk jabatan, tetapi niatkan untuk membangun bangsa, dan niscaya bakal dibukakan jalannya,
dan mengusulkan kegiatannya diubah temah "Be Young CEO" menjadi "Be Young Leader With High Quality Network" dan mematangkan lagi konsep acaranya.

Diantara kesempatan yang bagi saya luar biasa itu, pak Irnanda menerima telepon dari bapak Menteri, di perbincangan telpon, pak Irnanda bilang bahwa ibu Karen Agustiawan--Dirut Pertamina dari ITB-- sedang berada di Hong Kong dan menelpon pak Irnanda tentang apa saya tidak tahu, saya hanya terkagum-kagum di tempat itu. Ketika akhir acara sekitar jam setengah lima, pak Irnanda menyalami kami dan ketika menyalami cak Errika memberi kartu nama dan bercerita kalau aktif di HIPMI Jaya, pak Irnanda menanyakan cak Errika dari jurusan apa, dan ketika bilang dari arsitektur dan yang mendisain semen gresik ternyata rejeki cak Errika diajak ke lantai 7 untuk mendesain ruang kerjanya, "Yang lain boleh pulang, kecuali cak Errika masih harus ikut saya". Wah memang kalau rejeki ga bakalan kemana.

Terus semangat kawan, cak dan ning, mungkin di lain waktu kita bakal ketemu rejeki seperti cak Errika, bertemu dengan pejabat dan mendapatkan project kerjaan. ^_^

Salam,
Imam

Tuesday, March 15, 2011

Selayang Pandang Business Coaching II : "Sertifikasi PMP"



Berikut selayang pandang Business Coaching II : "Sertifikasi PMP", dengan nara sumber Cak Alex Iskandar, alumni Teknik Mesin angkatan 92.

Acara berlangsung di sekertariat IKA Jakarta di ruko Dr Supomo depan McD Tebet. Dihadiri oleh 28 peserta, daftar nama peserta yang hadir ada di bagian akhir, sebetulnya ada 30 peserta, tetapi dua peserta yang lainnya yaitu cak Aulia ke acara kondangan terlebih dahulu dan ketika berangkat ke Tebet terjebak macet, dan cak Basuki Mesin Kapal yang mengira acaranya di McD Tebet.

Acara berlangsung sekitar jam 12.30, terlambat setengah jam dari yang direncanakan, karena cak Alex terjebak macet di pintu keluar tol Jakarta. Sesampai di tempat sekitar jam 12.15, cak Alex bertanya sebaiknya memulai dari mana, cak Yohannes mengusulkan mengajak para peserta untuk makan siang bersama terlebih dahulu biar lebih akrab, untuk business coaching kali ini cak Yohannes menyumbang lunch box nasi timbal untuk para peserta.

Cak Alex mempersiapkan presentasinya yang berjumlah 67 halaman, pagi hari sebelum acara cak Alex mengirimkan materinya via email ke panitia barangkali bisa digandakan dan dibagikan ke para peserta, tetapi karena halamannya cukup banyak dan keterbatasan waktu, maka presentasi tidak dicetak dan digandakan, tetapi nantinya dikirim ke email masing2 peserta beserta presentasi dari lembaga training Prosys: "PMP EXAM Preparation Guideline", dan file2 yang lain.

PMBOK (Project Management Book Of Knowledge)
Cak Alex memulai dengan menjelaskan bahwa materinya didasari dari PMBOK, yaitu berupa standar-standar berdasarkan dari para project manager dalam mengerjakan suatu proyek, tidak berupa suatu keharusan, tetapi akan memiliki kesamaan dalam menghadapi masalah-masalah dalam pengerjaan proyek.

Proyek
Ada tiga hal yang menjadi ciri proyek: dikerjakan oleh orang, dibatasi sumber daya yang terbatas, dan direncanakan, dieksekusi, dan di kontrol. Dalam PMBOK proyek didefinisikan sebagai usaha sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk, layanan, atau hasil yang unik.

Proyek dibatasi oleh waktu, memiliki tanggal mulai dan akhir, memiliki hasil yang sudah didefinisikan, sebelumnya belum pernah dilakukan, memiliki perkembangan yang bersifat progresif, memiliki aktivitas yang terhubung, membutuhkan sumber daya, dan memiliki sponsor atau pelanggan.

Manajemen Proyek (ruang lingkup, waktu, biaya, resiko, dan kualitas)
Menurut PMBOK, manajemen proyek adalah penggunaan pengetahuan, keahlian, peralatan, dan aktivitas-aktivitas teknik untuk memenuhi kebutuhan proyek. Ada lima komponen dalam manajemen proyek yaitu: ruang lingkup, waktu, biaya, resiko, dan kualitas. Terdapat para stakeholder, yaitu semua pihak yang terlibat dalam proyek, atau orang-orang yang memiliki interest yang bisa jadi positif atau negatif dari hasil penyelesaian proyek. Cak Jabad sempat menanyakan tentang siapa saja yang termasuk didalam stakeholders, "Apakah termasuk pemilik perusahaan juga termasuk stakeholder?", cak Alex menjawab "Semua pihak yang terlibat adalah stakeholder, termasuk pemilik perusahaan, user, ataupun tim pelaksana proyek".

Project Life Cycle
Terdiri atas tiga fase yaitu: fase Initial, Intermediate, dan Final. Di fase Initial input berupa ide dan tim dan outputnya berupa charter (pendelegasian), dan pernyataan ruang lingkup, di fase Intermediate terdiri atas rencana, baseline, progress, dan acceptance, sedangkan di fase Final terdiri atas approval dan handover.

Struktur Organisasi
Dalam manajemen proyek terdapat tiga macam struktur organisasi, yaitu fungsional, matrix, dan projectized. Wewenang PM (Project Manager) di struktur fungsional bersifat lemah, dan sebaliknya memiliki wewenang yang kuat untuk struktur yang projectized. Begitu pula peran PM di fungsional bersifat part time, dan full time di projectized.

Yang banyak ditemui adalah struktur fungsional, padahal dalam manajemen proyek diharapkan bersifat projectized, untuk mengatasinya bisa dengan cara membentuk matrix. Cak Susilo menambahkan bahwa tergantung organisasinya, biasanya ada bagian tersendiri untuk mengkomunikasikan ke tempat lain.

Proses Manajemen Proyek
PDCA (Plan Do Check Act) -> Initiating, Planning & Executing, Closing
Dan selama proses itu dilakukan, terdapat juga proses monitoring & controlling.

Manajemen Ruang Lingkup
Termasuk proses yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa proyek memuat seluruh pekerjaan dan hanya pekerjaan yang dibutuhkan saja untuk menyelesaikan poyek. Secara mendasar hanya fokus dengan mengkontrol apa yang ada dan tidak ada di proyek. Manajemen ruang lingkup termasuk:
1. Secara rutin mengecek untuk memastikan menyelesaikan semua pekerjaan
2. Berkata tidak untuk pekerjaan tambahan yang tidak termasuk dalam proyek atau bukan bagian dari pendelegasian proyek
3. Mencegah pekerjaan tambahan atau gold plating

Perencanaan Ruang Lingkup: Proses yang mengembangkan secara progresif dan dokumentasi dari ruang lingkup yang menghasilkan produk dari proyek.

Pernyataan Ruang LIngkup: Mengidentifikasi deliverable keys dari proyek, mengidentifikasi apa yang harus diselesaikan, berupa output dari perencanaan ruang lingkup, dan berupa dasar sehingga proyek tetap sesuai pada jalurnya.

Cak jabad menanyakan apakah dalam mendefinisikan ruang lingkup harus sedetil mungkin, cak Alex mengiyakan pertanyaan itu, dan menjawab bahwa detil ruang lingkup terdiri atas: tujuan proyek, deskripsi ruang lingkup, kebutuhan proyek, batasan, arah proyek, kriteria penerimaan proyek, constraints, asumsi-asumsi proyek, dan kebutuhan persetujuan.

Rencana Manajemen Ruang Lingkup: Berupa dokumen yang mendeskripsikan bagaimana ruang lingkup dan perubahan-perubahannya akan diatur. Termasuk kapan kita bisa memutuskan bahwa rang lingkupnya masih sama atau berubah, yang berupa % deviasi dan klasifikasi.

Cak Imam menanyakan tentang bagaimanakah mengatasi masalah proyek yang sudah terjadi tetapi tidak pernah selesai apakah boleh untuk dihentikan, cak Alex menjawab jika ada batasan 10% dari ruang lingkup yang bergeser, maka perlu direschedule ulang pengerjaannya, tetapi bisa juga proyek seperti itu dihentikan.

Membuat WBS (Work Breakdown Structure)
- Berupa pengelompokan komponen proyek yang mengatur dan mendefinisikan keseluruhan ruang lingkup. WBS menurunkan proyek kedalam potongan yang lebih kecil dan lebih mudah untuk diatur.
- Pekerjaan yang tidak ada di WBS bukanlah ruang lingkup proyek
- Biasanya dalam bentuk chart
- Item di level paling rendah bisa berupa paket pekerjaan
- Merupakan alat komunikasi diantara tim dan stakeholder
- WBS digunakan untuk menggambarkan staffing, estimasi, resiko, dan jadwal.

Level 1 Proyek, level 2 Tugas utama dalam proyek, level 3 Subtugas dari tugas utama, level 4 aktivitas yang harus diselesaikan.

Dan sebetulnya 90% dari manajemen proyek adalah komunikasi, Cak Lucky menambahkan juga dalam mengerjakan proyek jangan terpaku dengan PMBOK, dan penggunaan email dalam berkomunikasi sebagai pegangan dengan user.

WBS adalah: Satu tugas yang berorientasi hirarki, bagian dari total pekerjaan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan proyek, berupa alat untuk membagi proyek menjadi komponen yang bisa diatur atau bagian yang bisa dijadwalkan, diperkirakan biayanya, dimonitor, dan dikontrol.

WBS mampu membuat pekerjaan dikontrol pada tingkat eksekusi, juga mememantau secara konsisten biaya dan jadwalnya sehingga menyediakan pemahaman status keseluruhan.

WBS bukanlah suatu diskripsi organisasi dari tim yang mengerjakan proyek WBS didesain untuk mengkontrol pekerjaan yang sudah selesai dan kapan waktunya, untuk mencegah ruang lingkup yang melebar dan meningkatkan pemahaman dari akibat dari masung-masing tugas.

Cak Johan menanyakan sedetil apa saat kontraktor menyiapkan Baseline, WBS dibuat untuk diajukan ke owner? jawabannya tidak terlalu detail tidak apa apa, sesuaikan dengan kemampuan kita nantinya untuk mengontrol, supaya tidak ribet sendiri.

Project Planning and Controlling
Planning - Setting tujuan, definisi proyek, dan organisasi tim
Scheduling - Menghubungkan orang, uang, dan pasokan untuk aktivitas tertentu, dan hubungan antar aktivitas
Controlling - Memonitor sumber daya, biaya, kualitas, dan budget, merevisi rencana, jadwal sumber daya untuk memenuhi waktu dan persediaan biaya.

Merencanakan proyek:
- Menentukan tujuan, berdasarkan waktu, biaya, dan kualitas
- Mendefinisikan proyek
- Membuat WBS
- Identifikasi tim/sumber daya

Menjadwalkan proyek:
- Sequence activity
- Mengutus orang-orang
- Jadwal sumber daya dan jadwal pengiriman

Mengawasi proyek:
- Revisi dan perubahan rencana
- Monitor resource, biaya, dan kualitas

Terkait item keselamatan kerja/safety, cak Johan menanyakan apakah bisa dimasukkan kedalam item pekerjaan? karena cost K3 biasanya membengkak. jawabannya: tidak bisa, tapi sudah umum, tim budgeting bisa mengakalinya dengan memperhitungkan cost K3 dalam item pekerjaan yg ada. Disambung oleh cak Lucky bahwa di perusahaan asing biasanya standar safety sudah sangat terjaga.

Cak Alex juga menunjukkan presentasi proyek-proyek di kantornya yaitu Conoco Philips, dan bercerita kalau sedang mengerjakan proyek Belanak yaitu membangun kilang gas besar di daerah Jambi.

Lembaga Training Sertifikasi PMP
Setelah menjelaskan materi presentasinya, cak Alex juga menunjukkan presentasi lembaga training Prosys mengenai Persiapan PMP, meliputi jadwal training yang terdiri atas dua belas kali pertemuan (sabtu minggu, selama enam minggu), syarat-syarat mengikuti sertifikasi PMP, yang termasuk minimal pengalaman sebagai PM selama minimal tiga tahun, total pertanyaan sebanyak 200, pilihan ganda, dan dikerjakan selama 4 jam. Biaya untuk sertifikasi adalah $405 untuk anggota PMI (Project Management Institute), dan $555 untuk bukan anggota.

Dijelaskan pula bahwa sertifikasi PMP berumur tiga tahun, selama itu pula akan diperbaharui jika sudah mengumpulkan 60 poin PDU, poin PDU bisa didapatkan jika melakukan aktivitas seperti memberi training tentang PMP, seperti yang dilakukan cak Alex pada hari itu.

Daftar Peserta yang Hadir:
1. Cak Inra Sumahamijaya Tekkim 2006
2. Cak Masherry S Statistik 2000
3. Cak Imam Baihaqi TC 99
4. Cak Margo TM 94
5. Cak Susilo M 94
6. Ning Naning T. Kimia 2001
7. Cak Yohanes TI 91
8. Cak Andik Yulianto TC 96
9. Cak Jabad Eko Permodo Siskal 99
10. Cak Hendra Susanto PENS '04
11. Cak Errika Ferdinata Arsitek 97
12. Cak Faizal Zainuri Elektro 91
13. Ning Efi Trisning Tekkim 2005
14. Ning Resti Afiadinie Tekkim 2005
15. Cak Lucky Esa Komputer 1985
16. Cak Deden Ade N TC '05
17. Ning Hestuti Eni Tekkim 96
18. Cak Michael C TL 2000
19. Cak Dewa Pribadi TC 2001
20. Cak Adib TF '95
21. Cak Dzulfikar A. M-40 ('97)
22. Cak Andika Muhardi 1988 ELIT 28
23. Cak Priyo Kapal 2004
24. Cak Naharis M '99
25. Cak Samsuri M-42 99
26. Cak Johan Asa T. Sipil 2002
27. Cak Nizar TC 2002
28. Cak Arif E.P Elektro 2002 (PENS)

Sunday, January 16, 2011

Selayang Pandang Business Coaching I : "Menjadi Wirausahawan"



Berikut saya tulis Selayang Pandang Business Coaching I : "Menjadi Wirausahawan", dengan nara sumber Cak Lucky Esa, alumni T Informatika angkatan 85.

Acara dihadiri oleh sebelas peserta, daftar nama peserta yang hadir ada di bagian akhir. Cak Lucky sendiri sudah datang seperempat jam lebih awal dari yang dijadwalkan yaitu pukul tiga sore, sehingga langsung memulai coachingnya di ruang meeting lantai dua dengan peserta yang sudah hadir terlebih dahulu, yaitu cak Nizar, cak Yanu, dan saya.

Wirausahawan menghadapi banyak tantangan
Menjadi wirausahawan akan menghadapi banyak tantangan, tidak senyaman seperti menjadi karyawan, oleh karena itu harus menjadi pribadi yang persistance dalam berusaha, melangkah seratus persen tidak boleh setengah-setengah. Cak Lucky juga bercerita bahwa didalam menjalankan usahanya sering terbentur dengan regulasi pemerintah, yang mana hal itu tidak ada di luar negeri.

Ketika masih bekerja di BP di Sangatta Kalimantan Timur, bersama teman-temannya pernah berusaha jualan krupuk dan membangun pabrik batako. Karena di sana warung makanan tidak ada yang jualan krupuk, maka cak Lucky dan teman-temannya membeli di surabaya krupuk mentah dan di jual ke warung-warung di Sangatta, dan setelah diterima kerja di Microsoft usahanya itu diserahkan ke teman-temannya dan masih berjalan hingga saat ini. Begitu pula ketika di Jakarta, cak Lucky pernah berjualan bawang merah, menunggui di pasar tradisional mulai jam 3 pagi sampai sore, dan dari situ bisa mendapat omzet lima belas juta tiap bulan, tetapi tidak diteruskan, karena cak Lucky kurang menyukai usaha yang bersifat dagang, membeli kemudian dijual lagi.

Memutuskan Menjadi Wirausahawan
Bagi cak Lucky, bukan alasan keuangan untuk menjadi wirausahawan, karena sebetulnya di Microsoft cak Lucky sudah mendapat lebih dari cukup, selain gaji besar, mendapat hak kepemilikan saham atas Microsoft, dan pesangon jika pensiun, hubungan dengan atasan dan rekan kerja pun baik-baik saja, bahkan sampai sekarang masih berhubungan baik, tetapi memang panggilan jiwa dari cak Lucky untuk bisa mandiri.

Cak Lucky marasa bekerja di Microsoft sebagai vendor masih belum memenuhi keinginannya yang sebenarnya, bekerja di vendor lebih banyak bohongnya kepada user, bahkan setelah resign cak Lucky pernah didatangi oleh orang Amerika untuk bekerja di google, tetapi menolaknya karena akan melakukan kerja yang sama seperti halnya di Microsoft. Setelah didiskusikan dengan keluarga, dan karena tidak memiliki hutang kepada bank, misalnya untuk rumah ataupun mobil, dan pula tabungannya cukup untuk biaya hidup selama 2 tahun, cak Lucky pun memulai untuk menjadi wirausahawan, perusahaan seperti Schlumberger, Medco, PLN, Telkom, pernah menjadi usernya.

Business Cracker
Yaitu para pengusaha yang melakukan dobrakan dalam usahanya, mereka membuat aturan dalam berbisnis dan dijalaninya sendiri, seperti J Co yang dibuat oleh Johnny Andrean yang sebelumnya seorang pengusaha dalam bidang salon, Mie Sedap yang sebelumnya berupa perusahaan sabun Wings di Surabaya, atau yang di bidang IT seperti anak pemilik teh Botol Sosro yang mengalami jatuh bangun dalam usahanya selama 20 tahun dan baru berhasil menjual aplikasinya baru-baru ini, diceritakan bahwa sempat door to door meminta maaf kepada para pelanggannya karena aplikasi yang dibuatnya tidak sama seperti yang dijanjikan.

Cak Lucky juga pernah bertemu dengan pembuat Zahir Accunting, penyedia aplikasi akuntansi yang dijual untuk tujuan UKM-UKM dengan harga 500 ribu-an, kata cak Lucky harga itu bisa lebih murah dan bakal lebih banyak pembelinya jika menggunakan teknologi Cloud Computing. Ditambahkan oleh cak Frederik, bahwa dikantornya Indosat memang akan dilakukan kerjasama dengan Zahir Accounting untuk memanfaatkan Cloud Computing yang mereka punya.

Business Model
Cak Lucky mengagumi business model seperti J Co ataupun Kebab Turki Baba Rafi, dia ingin mencari tahu faktor apa yang mereka miliki selain keberanian. Ditambahkan oleh cak Errika, salah seorang peserta yang pengurus HIPMI Jaya bahwa pernah bertemu pemiliknya dan bercerita bahwa saat ini Baba Rafi sudah memiliki enam ratus outlet dan memerlukan beberapa ton daging setiap harinya. Ada pula business model seperti Pesandelivery yang mana menyediakan usaha mengantarkan pesan makanan, dengan menyediakan transportasi dan bungkusnya.

Dilanjutkan dengan pertanyaan oleh Tyar Matematika02 yang ingin menanyakan definisi business model, dijawab oleh cak Lucky dengan bagan yang menggambarkan Business Meodel yaitu:
Supplier -> Value Proposition -> Construction

Dan definisi Business Model itu sebenarnya tidak tahu secara pastinya, tetrapi berupa sistem usaha yang kita lakukan, jika ada yang salah maka harus kita ganti business modelnya.

Business Ethic
Saat ini cak Lucky memang tidak memiliki kantor dan karyawan sendiri seperti perusahaan pada umumnya, kantornya virtual. Dalam berhubungan dengan karyawan, cak lucky sangat memperhatikan perlakuan baik dengan karyawannya, menggajinya tepat waktu, bahkan memberi kesempatan melakukan bagi hasil pendapatan perusahaannya jika karyawannya mau, dia tidak mau meniru pengusaha yang menumpuk kemewahan tetapi tidak memperhatikan karyawannya, cak Lucky masih mempercayai dengan balasan dari apa yang kita lakukan, dan sering mendengar cerita mengenai peristiwa yang dialami oleh pengusaha nakal.

Cak Lucky pernah mengalami sewaktu mengerjakan project dengan salah satu BUMN, mereka baru melakukan pembayaran setelah tiga bulan project selesai, padahal projectnya sendiri sudah memerlukan waktu delapan bulan, sehingga sebelas bulan harus menggunakan dana pribadi, termasuk untuk membayar karyawannya tepat waktu.

Cak Lucky bersyukur karena mendapatkan pengalaman bekerja di perusahaan asing, di BP Kalimantan Timur 7 tahun, dan di Microsoft Jakarta 7 tahun, bekerja secara profesional di tempat kerja, yang mana budaya seperti itu mungkin belum ada di perusahaan lokal, dia bercerita bahwa ketika di BP dengan atasannya yang orang asing ketika diluar kantor berteman seperti biasa tetapi besoknya ketika berada di kantor kembali lagi profesional sebagai bawahan. Cak Lucky juga bercerita bagaimana orang India bekerja, disebutkan bahwa mereke sangat pintar berbicara dan terbiasa hidup keras karena kondisi negaranya yang miskin, orang India biasa bekerja sampai jam dua malam dan kembali lagi memulai aktivitas jam 5 pagi dengan gaya hidup yang sederhana, dan itu sudah menjadi kebiasaan hidup mereka sejak kecil di negaranya karena kerasnya kehidupan disana.

Tidak Mau Hutang Bank
Dalam menjalankan usahanya, cak Lucky tidak mau melakukan hutang kepada bank, dan disyukurinya karena dalam menjalankan usahanya cak Lucky tidak memerlukan untuk membeli peralatan terlebih dahulu, karena ditambahkan oleh cak Faizal bahwa ada teman-temannya di HIPMI Jaya malah melakukan hal yang bertolak belakang, berhutang ke bank untuk menjalankan usahanya seperti jual beli properti, dan bagi sebagian orang, dengan berhutang dapat dijadikan sebagai cambuk dalam berusaha, karena akan lebih berhati-hati dalam melakukan usahanya, dan ditambahkan oleh cak Errika hutang tidak selalu ke bank bisa saja lewat koperasi dengan syarat yang lebih mudah. Ditambahkan oleh cak Lucky memang itu tidak bersifat mengikat, karena ada usaha yang memang membutuhkan modal besar untuk mengerjakannya.

Acara berakhir sampai pukul setengah tujuh, molor setengah jam dari yang dijadwalkan, dan diakhiri dengan foto bersama dan pemberian cindera mata, selama acara berlangsung, para peserta dipersilahkan untuk melakukan solat di lantai tiga.

Nara Sumber:
Cak Lucky Esa, T Informatika 85, Wirausahawan di bidang IT, mantan karyawan BP dan Microsoft

Para peserta yang hadir adalah:
1. Cak Nizar Ihromi Hidayat, T. Informatika 02
2. Cak Yanu Widodo, Poltek Elka 99
3. Cak Imam Baihaqi, T. Informatika 99
4. Cak Aulia Mahdi, T. Elektro 97
5. Cak Errika Ferdinata, Arsitektur 97
6. Cak Faizal, T. Elektro 97
7. Cak Frederik Nainggolan, T. Elektro 94
8. Cak Arif Eko P, T. Elektro ? (maaf lupa)
9. Ning Riris Nurbintari, T. Kimia 97
10. Cak Mochammad Djaohar, T. Elektro 89
11. Ning Khoiriyati, Matematika 02